Rabu, 20 Juni 2012

objek material dan objek formal desa nanga mau


BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kayan Hilir atau biasa disebut Nanga Mau adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Indonesia. "Nanga" Berasal dari bahasa daerah setempat yang berarti persimpangan Sungai, sedangkan "Mau" adalah Nama Salah satu sungai di Kecamatan tersebut. Kata "kayan hilir" diambil dari nama sungai di daerah tersebut (Kayan). Nanga Mau bermayoritas penduduknya Suku Dayak Dan suku Melayu
Kecamatan Kayan Hilir ini ke sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kapuas Hulu,ke sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kayan hulu,ke sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Nanga Pinoh,dan ke sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Dedai Sintang
1.1    PERMASALAHAN
Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas ini adalah :
1.      Mengetahui objek material desa Nanga Mau
2.      Mengetahui objek formal desa Nanga Mau
1.2    TUJUAN
Tujuan yang dari penulisan makalah ini adalah mengetahui fenomena geosfer yang terjadi di desa Nanga Mau, dan pandangan terhadap fenomena geosfer yang terjadi.
1.3    MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini bagi pembaca adalah dapat mengetahui fenomena geosfer yang terjadi di Desa Nanga Mau dan cara memanfaatkan terhadap fenomena geosfer yang ada.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1    OBJEK MATERIAL DESA NANGA MAU
A.  Atmosfer
musim kemarau antara bulan Juni sampai Agustus, sedangkan bulan-bulan lainnya merupakan masa peralihan.Curah hujan tertinggi terjadi sepanjang Bulan Desember yang merupakan puncak musim penghujan. Intensitas curah hujan yang cukup tinggi ini terutama dipengaruhi oleh daerahnya yang berhutan tropis.sehingga kelembaban udara yang cukup tinggi,daerah Desa Nanga Mau memiliki Sementara itu, rata-rata temperatur udara tahunan mencapai 26,90 derajat Celcius. Suhu tertinggi terjadi selama bulan September hingga 34,10 derajat Celcius sementara suhu terendah terjadi di bulan Juli sebesar 22,20 derajat Celcius.menunjukkan bahwa kondisi tekanan udara hampir sama tiap bulannya sepanjang tahun. dimana rata-rata kecepatan angin yang terbesar terjadi sepanjang bulan Maret. Sementara itu, kecepatan angin maksimum. Kecepatan ini mencapai 10,1 knot dengan kecepatan tertinggi terjadi sepanjang bulan Februari.Penyinaran matahari berkisar antara 30 hingga 70 persen dengan rata-rata 59,50%.
B.  Hidrosfer
Di desa Nanga Mau terdapat 2  sungai yaitu sungai kayan dan sungai mau.di Daerah Desa Kecamata Kayan Hilir ini Sering terjadi banjir. Selain banjir fenomena hidrosfer yang terjadi adalan fenomena Erosi di anak-anak sunagi seperti yang terjadi disepanjang Sungai Kayan dimana erosi ini terjadi karena adanya parit-parit yang besar, masih terus mengalir lama
setelah hujan berhenti. Aliran air dalam sungai ini dapat mengikis dasar Sungai yang dangkal
atas dinding-dinding (tebing)sungai di bawah permukaan air, sehingga tebing atasnya dapat runtuh ke dasar sungai. Adanya gejala meander dari suatu aliran dapat meningkatkan pengikisan tebing di tempat-tempat tertentu  yang terdapat di Desa Kayan Hilir.
C.  Lithosfer
Fenomena lithosfer yang terjadi di Desa Nanga Mau seperti sebagian memiliki Tanah vulkanik.di sebagian tempat memiliki tanah yang subur.masih banyak pepohonan dan tanaman-perkebunan yang tumbuh di Daerah Desa Kayan Hilir ini.kawasan perkebunan juga merupakan andalan di Daerah Desa Kayan Hilir.tanaman perkebunan di Desa Kayan Hilir ini antara lain:jagung,karet,padi,sayur-sayuran dan lain sebagai nya
D.  Biosfer
di Desa Nanga Mau terdapat fenomena biosfer yang terjadi antara lain yaitu kebakaran lahan. Kebakaran lahan yang terjadi di desa Nanga Mau sendiri diakibatkan oleh ulah manusia itu sendiri karena masyarakat desa Nanga Mau membuka lahan dengan cara membakar ladang yang telah selesai panen, hal ini di lakukan karena menurut masyarakat sekitar dengan cara mebakar lahan untuk membuka ladang baru dapat mengurangi hama yang merupakan penghambat pertanian mereka, selain untuk mengurangi hama, pembakaran lahan untuk membuka ladang baru tersebut di yakini dapat menyuburkan tanah dengan adanya tanah bakar yang tejadi sendirinya akibat pemabakaran lahan tersebut.
Selain kebakaran lahan fenomena biosfer yang terjadi di desa Nanga Mau adalah jenis hewan yang terdapat disekitar desa  Tanjung Niaga jenis hewan yang terdapat di desa Nanga Mau mencakup jenis-jenis hewan seperti Unggas, dan jenis hewan pemakan tumbuhan hal ini ditandai dengan banyaknya masyarakat sekitar yang berternak jenis hewan tersebut.   
E.  Antroposfer
Didesa Nanga Mau memiliki jenis suku yang berbeda yaitu suku Melayu, Dayak, dan Cina perbedaan ini dikarenakan banyaknya para pendatang yang masuk di desa Nanga Mau.
Yang dikatakan orang Melayu adalah mereka yang beragama Islam yang bahasa sehari-harinya Bahasa Melayu,suku Melayu yang mayoritas memeluk agam islam sehingga semua yang berkaitan adat istiadat, tidak lepas dari ajaran islam. Sedangkan yang dikatakan suku Dayak dan Cina adalah orang yang mayoritas memeluk agama non muslim seperti Kristen dan Khatolik, Di desa Nanga Mau mayoritas suku Dayak adalah Dayak Kebahant,  Dayak Barai, Dayak Undau, Dayak Limbai, Dayak Desa, Dayak Lebang .
di desa nanga mau ini memiliki berbagai jenis senjata seperti:mandau,lunjuk,senapang lantak,sumpit,duhung,isou bacou(parang yang kedua sisinya tajam). Selain memiliki jenis suku yang berbeda desa Nanga Mau memiliki pola pesebaran penduduk yang memanjang mengikuti aliran Sungai Kayan, hal ini ditandai banyaknya masyarakat Desa Kayan Hilir yang bermukiman di sepanjang sungai Kayan.
Desa Nanga Mau memiliki jenis kue seperti: Lemang, terbuat dari pulut di masukan ke dalam bamboo, Lemper, terbuat dari pulut yang di isi daging/kacang, Lepat, terbuat dari tepung yang di dalamnya di masukan pisang. Jimut erbuat dari tepung yang dibentuk bulatan sebesar bola pimpong, Lempok terbuat dari durian, Tehpung terbuat dari beras pulut yang ditumbuk halus dan digoreng. Kue ini biasanya di buat pada acara adat, bentuknya ada yang seperti perahu, gong dan lain-lain.
di Desa Nanga Mau memiliki peralatan hidup seperti Cupai,Bakul,dan sSedong,Perahu dan sebagai nya.
2.2 OBJEK FORMAL DESA NANGAMAU
Yang dimaksud dengan objek formal geografi adalah cara pandang dan cara berpikir mengenai fenomena geosfer. Cara pandang dan berpikir ini dapat dilakukan melalui analisis dengan pendekatan  keruangan, kelingkungan dan kewilayahan.
Contoh :
A.  Pendekatan keruangan
Pendekatan yang dilakukan dengan cara mengetahui karaktristik tertentu dari suatu wilayah,meliputi :
a.       topik
Menarik beratkan pada topik yang menjadi perhatian utama dalam menganalisis suatu fenomena geosfer.
b.      Pendekatan aktivitas manusia
Digunakan untuk mengkaji aktivitas manusia/penduduk.misal kita mendeskripsikan kegiatan manusia berdasar mata pencahariannya.
c.       Pendekatan regional
Suatu wilayah permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu yang khas dan menjadi pembeda dari wilayah-wilayah lainnya. Jadi pendekatan regional ini adalah menganalisis suatu gajala/masalah dari region atau wilayah tempat masalah itu terbesar.
F.   Pendekatan Kelingkungan
Pendekatan keruangan yang terjadi di desa Kayan Hilir cukup beraneka ragam hal ini dapat dilihat dari fenomena yang terjadi dimana ketika banjir besar, masyarakat yang sebagian besar bermata pencarian sebagai petani karet tidak dapat melakukan aktivitasnya seperti biasa dikarenakan perkebunan karet warga sedang terendam banjir, selain mengalamim kerugian tidak sedikit masyarakat desa Kayan Hilir tersebut memanfaatkan bencana alam tersebut dengan cara menawarkan jasa tambang angkutan air kepada warga yang membutuhkan, dengan adanya pemanfaatan bencana alam yang terjadi kebutuhan masyarakat sekitar dapat terpenuhi selama mereka tidak mencari pengasilan sebagai petani karet.
Selain memanfatkan bencana alam berupa banjir masyarakat di desa Kayan Hilir juga memanfaatkan ketika musim kemarau tiba, hal ini dapat dari aktivitas masyarakat sekitar yang memamfaatkan sungai yang sedang kering dengan mencari pasir dan batu kerikil untuk dijual kepada masyarakat lain yang sedang membutuhkan, cara mencari pasir yang dilakukan oleh masyarakat desa Kayan Hilir dapat di katakan masih tradisonal ini dapat terlihat dari mereka mengambil pasir dan batu dengan cara menggalinya dengan menggunakan tenaga manusia tanpa dibantu dengan mesin sedot, hal ini yang menyebabkan kelestarian ekosistem di sekitar sungai dapat tetap terjaga.
C.Pendekatan Kewilayahan
Pendekatan kewilayahan yang terjadi di desa Kayan Hilir adalah dalam bidang pangan dimana desa Kayan Hilir sulit untuk meciptakan lahan pertanian hal ini dikarenakan pemanfaatan lahan yang digunakan sebagai perkebunan karet,maka pendekatan kewilayahan yang dilakukan oleh desa Kayan Hilir adalah denagn berinteraksi dengan wilayah yang bahan pangannya mencukupi.sebagian besar masyarakatnya bermata pencarian dengan bercocok tanam sayur-sayuran










Tidak ada komentar:

Posting Komentar